My diary
Senin, 16 Mei 2016
Community of Seventh C Class
Tujuh C adalah sekumpulan cewek cewek yang kamseupay, cerewet, centil dan ceriwis.......
Kamis, 25 April 2013
D'Gamascute: Unrequited Love
D'Gamascute: Unrequited Love: Unrequited Love Mengenal dan bertemu denganmu tak pernah ada dalam agendaku. Sejak pertamaku melihatmu, ada ra...
Kamis, 29 Maret 2012
Kekuatan Tekad
Gedung sekolah desa yang kecil itu dipanasi oleh perapian batu bara kuno yang berbentuk belanga. Seorang anak laki-laki kecil bertugas untuk hadir pagi-pagi sekali di sekolah untuk menyalakan api serta menghangatkan ruangan sebelum guru dan teman-temannya masuk.
Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itu pingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu, dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalami luka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa ke rumah sakit daerah yang terdekat.
Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secara mengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengar dokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itu pasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik, lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.
Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnya untuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yang mencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut itu berlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara dengan pelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkan begitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwa akan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumur hidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.
Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akan lumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah, ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanya terjuntai di sana, lengkap namun mati.
Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijat kakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak ada kontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuat dulu.
Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, ia terkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorong kursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udara segar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diri dari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan, menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.
Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yang membatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, ia mulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad keras untuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat ia menggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiang pancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan kedua kakinya.
Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhan hatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri, kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri, dan kemudian untuk berlari.
Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlari demi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian di universitas ia membentuk tim lari.
Bahkan selanjutnya di Madison Square Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidak pernah dapat berharap untuk bisa berlari, pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekor dunia lari untuk jarak 1500 meter.
Burt Dubin
Editor: Jack Canfield, Mark Victor Hansen; "Chicken Soup for the Soul"
taken from :http://forum.upi.edu/index.php?topic=10701.0
Pada suatu pagi gedung sekolah itu tertelan api. Anak laki-laki itu pingsan dan ia pun ditarik keluar dari bangunan yang terbakar itu, dalam keadaan setengah mati dan bukannya setengah hidup. Ia mengalami luka bakar yang parah di seluruh bagian bawah tubuhnya dan dibawa ke rumah sakit daerah yang terdekat.
Dari tempat tidurnya, si anak laki-laki yang terbakar secara mengerikan itu dalam keadaan setengah sadar sayup-sayup mendengar dokter berbicara kepada ibunya. Dokter memberitahu bahwa anak itu pasti akan mati, yang sesungguhnya merupakan hal yang terbaik, lantaran kebakaran hebat yang meluluhlantakkan bagian bawah tubuhnya.
Namun anak pemberani itu tidak ingin mati. Ia meneguhkan tekadnya untuk tetap bertahan hidup. Entah dengan cara bagaimana, hal yang mencengangkan dokter itu, ia terus hidup. Ketika bahaya maut itu berlalu, ia sekali lagi mendengar dokter dan ibunya berbicara dengan pelan. Ibunya diberitahu bahwa karena kebakaran itu menghancurkan begitu banyak daging di bawah tubuh anak itu, dapat dikatakan bahwa akan lebih baik jika ia mati, karena ia pasti akan lumpuh seumur hidup dan tak dapat memanfaatkan semua anggota tubuh bagian bawahnya.
Sekali lagi si anak pemberani itu mengeraskan tekadnya. Ia tidak akan lumpuh. Ia akan berjalan. Tetapi celakanya, dari pinggang ke bawah, ia tidak memiliki kemampuan bergerak. Kaki-kakinya yang kurus hanya terjuntai di sana, lengkap namun mati.
Akhirnya ia keluar dari rumah sakit. Lalu setiap hari ibunya memijat kakinya yang kecil itu, namun di sana tidak ada rasa, tidak ada kontrol, tidak ada apa pun. Namun niatnya untuk berjalan tetap sekuat dulu.
Hari-harinya menjemukan. Bila tidak sedang berada di tempat tidur, ia terkurung di kursi roda. Pada suatu hari yang cerah ibunya mendorong kursi rodanya keluar menuju halaman agar ia dapat menghirup udara segar. Hari itu, bukannya duduk terpaku di situ, ia melemparkan diri dari kursi roda. Ia menyeret dirinya sendiri melintasi rerumputan, menarik kedua kakinya di belakang tubuhnya.
Ia menyusuri jalannya menuju tiang pancang berwarna putih yang membatasi bidang tanah mereka. Kemudian, sedikit demi sedikit, ia mulai menyeret dirinya sendiri di sepanjang pagar itu, bertekad keras untuk berjalan. Ia mulai melakukan hal ini setiap hari sampai saat ia menggunakan jalan yang mulus di sekeliling halaman di sisi tiang pancang itu. Tak ada hal yang diinginkannya selain menghidupkan kedua kakinya.
Akhirnya melalui pijatan setiap hari, tekad bajanya dan keteguhan hatinya, ia benar-benar mengembangkan kemampuannya untuk berdiri, kemudian untuk berjalan tertatih-tatih, lalu untuk berjalan sendiri, dan kemudian untuk berlari.
Ia mulai berjalan ke sekolah, kemudian berlari ke sekolah, berlari demi kegembiraan besar yang diperolehnya dari berlari. Kemudian di universitas ia membentuk tim lari.
Bahkan selanjutnya di Madison Square Garden pemuda yang diduga tidak bakal hidup itu, yang tidak pernah dapat berharap untuk bisa berlari, pemuda yang keras hati ini, Dr. Glenn Cunningham, memecahkan rekor dunia lari untuk jarak 1500 meter.
Burt Dubin
Editor: Jack Canfield, Mark Victor Hansen; "Chicken Soup for the Soul"
taken from :http://forum.upi.edu/index.php?topic=10701.0
Be Strong
Terkadang ada saat-saat dalam hidup ketika engkau merindukan seseorang begitu dalam, hingga engkau ingin mengambilnya dari angan-anganmu, lalu memeluknya erat-erat !
Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu.
Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.
Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum.
............. Sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang.
Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum.
Angankan apa yang engkau ingin angankan...
Pergilah kemana engkau ingin pergi...
Jadilah seperti yang engkau kehendaki.
Sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.
Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum.
Cukup pencobaan untuk membuatmu kuat.
Cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi.
Dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.
Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu.
Mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka.
Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu.
Engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.
Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka...tetapi, seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu lain, yang telah terbuka bagi kita.
Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum. Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.
Jangan hitung tahun-tahun yang lewat, hitunglah saat-saat yang indah ..
HIDUP TIDAK DIUKUR DENGAN BANYAKNYA NAPAS YANG KITA HIRUP melainkan DENGAN SAAT-SAAT DI MANA KITA MENARIK NAPAS BAHAGIA.
Jangan percaya penglihatan; penglihatan dapat menipu.
Jangan percaya kekayaan; kekayaan dapat sirna.
Percayalah pada dia yang dapat membuatmu tersenyum.
............. Sebab hanya senyumlah yang dibutuhkan untuk mengubah hari gelap menjadi terang.
Carilah dia, yang membuat hatimu tersenyum.
Angankan apa yang engkau ingin angankan...
Pergilah kemana engkau ingin pergi...
Jadilah seperti yang engkau kehendaki.
Sebab hidup hanya satu kali dan engkau hanya memiliki satu kesempatan untuk melakukan segala hal yang engkau ingin lakukan.
Semoga engkau punya cukup kebahagiaan untuk membuatmu tersenyum.
Cukup pencobaan untuk membuatmu kuat.
Cukup penderitaan untuk tetap menjadikanmu manusiawi.
Dan cukup pengharapan untuk menjadikanmu bahagia.
Mereka yang paling berbahagia tidaklah harus memiliki yang terbaik dari segala sesuatu.
Mereka hanya mengoptimalkan segala sesuatu yang datang dalam perjalanan hidup mereka.
Masa depan yang paling gemilang akan selalu dapat diraih dengan melupakan masa lalu yang kelabu.
Engkau tidak akan dapat maju dalam hidup hingga engkau melepaskan segala kegagalan dan sakit hatimu.
Ketika pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain terbuka...tetapi, seringkali kita memandang terlalu lama pada pintu yang tertutup hingga kita tidak melihat pintu lain, yang telah terbuka bagi kita.
Ketika engkau dilahirkan, engkau menangis sementara semua orang di sekelilingmu tersenyum. Jalani hidupmu sedemikian rupa, hingga pada akhirnya engkaulah satu-satunya yang tersenyum sementara semua orang di sekelilingmu menangis.
Jangan hitung tahun-tahun yang lewat, hitunglah saat-saat yang indah ..
HIDUP TIDAK DIUKUR DENGAN BANYAKNYA NAPAS YANG KITA HIRUP melainkan DENGAN SAAT-SAAT DI MANA KITA MENARIK NAPAS BAHAGIA.
Jumat, 09 Maret 2012
8 Kebohongan ibuku
KEBOHONGAN IBUKU YANG PERTAMA
Ketika saya mulai tumbuh dewasa, ibu yang gigih sering meluangkan waktu senggangnya untuk pergi memancing di sungai dekat rumah, ibu berharap dari ikan hasil pancingan, ia bisa memberikan sedikit makanan bergizi untuk petumbuhan. Sepulang memancing, ibu memasak sup ikan yang segar dan mengundang selera. Sewaktu aku memakan sup ikan itu, ibu duduk disamping ku dan memakan sisa daging ikan yang masih menempel di tulang yang merupakan bekas sisa tulang ikan yang aku makan. Aku melihat ibu seperti itu, hati juga tersentuh, lalu menggunakan sumpitku dan memberikannya kepada ibuku. Tetapi ibu dengan cepat menolaknya, ia berkata : “Makanlah nak, aku tidak suka makan ikan”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KEDUA
Sekarang aku sudah masuk SMP, demi membiayai sekolah abang dan kakakku, ibu pergi ke koperasi untuk membawa sejumlah kotak korek api untuk ditempel, dan hasil tempelannya itu membuahkan sedikit uang untuk menutupi kebutuhan hidup. Di kala musim dingin tiba, aku bangun dari tempat tidurku, melihat ibu masih bertumpu pada lilin kecil dan dengan gigihnya melanjutkan pekerjaannya menempel kotak korek api. Aku berkata : “Ibu, tidurlah, udah malam, besok pagi ibu masih harus kerja.” Ibu tersenyum dan berkata : “Kamu tidurlah duluan, aku belum mengantuk”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KETIGA
Ketika ujian tiba, ibu meminta cuti kerja supaya dapat menemaniku pergi ujian. Ketika hari sudah siang, terik matahari mulai menyinari, ibu yang tegar dan gigih menunggu aku di bawah terik matahari selama beberapa jam. Ketika bunyi lonceng berbunyi, menandakan ujian sudah selesai. Ibu dengan segera menyambutku dan menuangkan teh yang sudah disiapkan dalam botol yang dingin untukku. Teh yang begitu kental tidak dapat dibandingkan dengan kasih sayang yang jauh lebih kental. Melihat ibu yang dibanjiri peluh, aku segera memberikan gelasku untuk ibu sambil menyuruhnya minum. Ibu berkata : “Minumlah nak, aku tidak haus!”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KEEMPAT
Setelah kepergian ayah karena sakit, ibu yang malang harus merangkap sebagai ayah dan ibu. Dengan berpegang pada pekerjaan dia yang dulu, dia harus membiayai kebutuhan hidup sendiri. Kehidupan keluarga kita pun semakin susah dan susah. Tiada hari tanpa penderitaan. Melihat kondisi keluarga yang semakin parah, ada seorang paman yang baik hati yang tinggal di dekat rumahku pun membantu ibuku baik masalah besar maupun masalah kecil. Tetangga yang ada di sebelah rumah melihat kehidupan kita yang begitu sengsara, seringkali menasehati ibuku untuk menikah lagi. Tetapi ibu yang memang keras kepala tidak mengindahkan nasehat mereka, ibu berkata : “Saya lebih senang sendiri bersamamu”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KELIMA
Setelah aku, sudah tamat dari sekolah dan bekerja, ibu yang sudah tua sudah waktunya pensiun. Tetapi ibu tidak mau, ia rela untuk pergi ke pasar setiap pagi untuk jualan sedikit sayur untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kakakku dan abangku yang bekerja di luar kota sering mengirimkan sedikit uang untuk membantu memenuhi kebutuhan ibu, tetapi ibu bersikukuh tidak mau menerima uang tersebut. Malahan mengirim balik uang tersebut. Ibu berkata : Ibu masih punya duit”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KEENAM
Setelah lulus dari S1, aku pun melanjutkan studi ke S2 dan kemudian memperoleh gelar master di sebuah universitas ternama di Amerika berkat sebuah beasiswa di sebuah perusahaan. Akhirnya aku pun bekerja di perusahaan itu. Dengan gaji yang lumayan tinggi, aku bermaksud membawa ibuku untuk menikmati hidup di Amerika. Tetapi ibu yang baik hati, bermaksud tidak mau merepotkan anaknya, ia berkata kepadaku “Aku lebih suka disini”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KETUJUH
Setelah memasuki usianya yang tua, ibu terkena penyakit kanker, harus dirawat di rumah sakit, aku yang berada jauh di seberang samudra atlantik langsung segera pulang untuk menjenguk ibunda tercinta. Aku melihat ibu yang terbaring lemah di ranjangnya setelah menjalani operasi. Ibu yang keliatan sangat tua, menatap aku dengan penuh kerinduan. Walaupun senyum yang tersebar di wajahnya terkesan agak kaku karena sakit yang ditahannya. Terlihat dengan jelas betapa penyakit itu menjamahi tubuh ibuku sehingga ibuku terlihat lemah dan kurus kering. Aku sambil menatap ibuku sambil berlinang air mata. Hatiku perih, sakit sekali melihat ibuku dalam kondisi seperti ini. Tetapi ibu dengan tegarnya berkata : “Jangan menangis anakku, Aku tidak kesakitan”
KEBOHONGAN IBUKU YANG KEDELAPAN
Setelah mengucapkan kebohongannya yang kedelapan, ibuku tercinta menutup matanya untuk yang terakhir kalinya.
Berbaktilah pada Ibumu, Ibumu, Ibumu”.
Semoga cerita diatas bisa membuat kita merenung sejenak, apa yang telah di lakukan ibu kita hingga kita menjadi seperti saat ini. Begitu banyak pengorbanan yang telah dilakukannya untuk membahagiakan kita...
KASIH IBU
KEPADA BETA
TAK TERHINGGA
SEPANJANG MASA
HANYA MEMBERI
TAK HARAP KEMBALI
BAGAI SANG SURYA MENYINARI DUNIA.
Cerita diambil dari : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=12652815
Jumat, 20 Januari 2012
Semuanya Ibu berikan Secara Gratis
Seorang anak berusia 9 tahun membuat catatan untuk ibunya..
“ menyapu halaman : Rp. 2.000,-
Membersihakan kamar : Rp. 3.000,-
Mencuci piring : Rp. 5.000,-
Mencuci sepatu : Rp. 7.000,-
Merapikan buku-buku : Rp. 8.000,-
Jadi Total nya : Rp. 25.000,-
“Ibu ini total tagihan yang harus ibu bayar karena aku telah membantu ibu semuanya Rp. 25.000.”
Si ibu termenung selesai membaca total tagihan itu….kemudian dia mengambil buku itu dan menulis di bawah tagihan itu.
Ibu mngandungmu 9 bulan : Rp. Gratis
Ibu melahirkanmu : Rp. Gratis
Ibu Menyusuimu : Rp. Gratis
Ibu mencuci bajumu tiap hari : Rp. Gratis
Ibu menyiapkan sarapanmu : Rp. Gratis
Ibu memberikan kasih sayangku : Rp. Gratis
Semua yang ibu lakukan untukmu gratis tanpa ada tagiha yang harus kau bayar. Semua GRATIS…
Mendengar hal ini si anak langsung menangis terisak-isak dan memeluk ibunya…. “Maafkan aku bu, aku sayang ibu”
dan mereka saling berpelukan dan mencucurkan air mata
Selasa, 17 Januari 2012
RESIKO BESAR = BAYARAN TINGGI
Hari ini akubelajar dari seorang teknisi computer yang juga bisa dibilang Pakarnya teknisi Komputer untuk daerah Jombang,Mojokerto,Mojosari dan juga Surabaya, Dia Tukang servis panggilan di beberapa kota di atas, karena kita tahu, Lepi (red* Laptop) sekarang merajalela, tanpa kita sadari juga banyak teknisi-teknisi Laptop juga karena semakin banyaknya juga Lepi yg beredar.
Teman teknisi ini curhat padaku, dia dapat servisan Lepi dari seorang Polisi di Mojosari, Polisi ini sangat keras mungkin karena background educationnya Militer. Ketika temanku lagi servis dia ngantuk dan teledor, soldernya selip satu milimiter mengenai board yang mnyebabkan Lepinya matot (mati total) dan sekarang dia bingung karena sang pemilik Lepi yang Polisi bertampang sangar it uterus menanyakan Lepinya yang Matot tadi, otomatis temanku harus ganti donk. Lepi yang sejenis yang kira-kira harganya Rp. 3.000.000,- wow.. jumlah yang sangat besar bagi ku dan temanku tadi, dan sekarang dia bingung cari pinjeman dimana uang sebanyak itu.
Kesimpulannya adalah “Semua pekerjaan pasti ada resikonya, semakin besar resiko suatu pekerjaan maka semakin tinggi pula bayarannya”
Teman teknisi ini curhat padaku, dia dapat servisan Lepi dari seorang Polisi di Mojosari, Polisi ini sangat keras mungkin karena background educationnya Militer. Ketika temanku lagi servis dia ngantuk dan teledor, soldernya selip satu milimiter mengenai board yang mnyebabkan Lepinya matot (mati total) dan sekarang dia bingung karena sang pemilik Lepi yang Polisi bertampang sangar it uterus menanyakan Lepinya yang Matot tadi, otomatis temanku harus ganti donk. Lepi yang sejenis yang kira-kira harganya Rp. 3.000.000,- wow.. jumlah yang sangat besar bagi ku dan temanku tadi, dan sekarang dia bingung cari pinjeman dimana uang sebanyak itu.
Kesimpulannya adalah “Semua pekerjaan pasti ada resikonya, semakin besar resiko suatu pekerjaan maka semakin tinggi pula bayarannya”
Langganan:
Postingan (Atom)